• GAPURANING RAHAYU GROUP

    Jalan Raya Banjar KM.4 Tlp. (0265) 772413 Citutut - Ciamis

    MELAYANI

    - REGULER

    - PARIWISATA

    Insya Allah Pelayanan dan kenyamanan kami utamakan

  • Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 4 Title

    This is slide 4 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 5 Title

    This is slide 5 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 6 Title

    This is slide 6 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

Senin, 31 Agustus 2015

Posted by Unknown On 12.14 | No comments
Minggu, hari ke 28 bulan 12 masih ditahun 2014.
Suasana terminal cilacap belum jua byk berubah dibandingkan terakhir kalinya kusambangi.
Kegiatan pembangunan mewarnai proses transformasi wujudnya menjadi bangunan 2 lantai. 

Demi kenyamanan, tembok keliling dr seng dijadikan sebagai pembatas dengan calon terminal yg akan menghabiskan dana 30 milyar itu.
Entah mengapa....yg pada awalnya direncanakan akan ada perpindahan terminal ke karang kandri, namun kini malah dilakukan restorasi total.


Jam 17.30, terpaksa mobil pengantar hanya dapat parkir didepan.
Secepatnya proses bongkar barang bawaan dilakukan. Yg pd awal kedatangan hanya membawa 2 tas besar dan seplastik oleh-oleh, kini bertambah menjadi hampir 2x nya...he..he..itulah repotnya b
ila banyak yg nitip oleh-oleh.
Dengan sedikit bergegas, kulangkahkan kaki menuju kearah agen, tidak adanya tempat duduk bagi calon penumpang menyebabkan lokasi ini kupilih sebagai tempat menunggu.

Kuedarkan pandangan menyapu seluruh grip keberangkatan, mencari penampakan sebuah kendaraan beroda enam dengan balutan warna ungu mendominasi putih.

Berjejer dengan rapi, bis DMI berkode 2RC berbody legalight, doa ibu 109 dengan muka numarco rombakan, juga hiba utama legalight pariwisata turut hadir, sinar jaya seperti biasa, menurunkan armada dengan jumlah terbanyaknya. Pada jalur lintasan, efisiensi bertarif 70rb ikut mengambil posisi parkir.


Sepenggal lahan yang masih tersisa dimanfaatkan menjadi parkir bersama, sayangnya lahan yang tak seberapa itu menyisakan kubangan lumpur akibat kolaborasi ciamik antara air sisa hujan dengan tanah.
Tumpahan penumpang meluber hingga ke pintu masuk termi
nal, 4 armada sinar jaya sudah diberangkatkan, namun tumpukan penumpang masih juga terjadi.

Masih hanya dapat menduga, apakah status bis 1 akan kembali diemban oleh 151,dan apakah pak jeje yang akan didapuk menjadi nahkodanya???
Namun sayang ternyata bis 1 diemban oleh 150. Malam ini tidak ada pak jeje dibalik kemudi, padahal saya merindukan style mengemudi beliau yg memberikan sensasi tersendiri
Tak berapa lama seorang pria yg merupakan bagian dr agen meneriakan panggilan kepada para penumpang, "yang bis 1...yang bis 1..ayo masuk".
Dan..proses keberangkatan masih jua tertunda oleh aksi adanya nomor dobel, dan masing-masing pihak mempertahankan egonya


Belum lagi aksi adanya penumpang yg berencana akan bergabung dg cara cegat dijalan, sedang tiket tersebut masih jua dipegangnya. 
Hal ini makin memperumit proses hitung setoran bis..


Kuarahkan pandangan ke seantero bis, bila menelisik selembar kertas putih bergambar deret kursi saat memesan tiket, nampaknya malam ini bis 1 akan berstatus full seat.
Yap..kursi dengan nomor 30, 31, 32 akan menjadi singgasana kami malam ini. 


Secara umum kondisi interior bis masih nyaman digunakan, jok dengan balutan kulit semi sintetis hasil karya dari alldila masih nikmat saat menyandarkan tubuh, lantai cukup bersih, tanpa ada sampah yg mengotorinya. Sayang..tidak tercium wangi harum dan tak jua ada mesin penyemprot yg tergantung didinding.


Mentari semakin menukik kearah barat, perlahan cahayanya semakin redup berganti dengan keremangan malam.
Pada bagian depan jam digital telah menunjukkan pukul 18.00, namun belum ada tanda-tanda bis akan diberangkatkan.


Pukul 18.15 tuas rem tangan telah diturunkan oleh empunya kursi driver, secara perlahan putaran ban meninggalkan terminal dan siap mengantarkan penumpang ketujuan akhir mereka.


Keluar dari terminal, kecepatan rendah dipertontonkan, banyaknya kendaraan yang menyesaki jalanan ditimpali dengan adanya lampu merah dan putaran balik memaksa driver tidak dapat memaksimalkan tenaga hinomaru dari negeri sakura ini.
Selepas bundaran gumilir baru driver dapat sedikit memberikan tekanan pada pedal gas, walaupun masih dalam skala kecepatan ekonomis.


Disebuah simpang jalan sebelum pasar saliwangi, driver menghentikan laju bis demi 2 orang penumpang yg mencegat dari jalan.
Masih jua berjalan dengan kecepatan konstan, sesampainya disimpang proliman, 10 zx yang bertugas sebagai bis sinar jaya ke jakarta berhenti bersamaan demi tak ada keinginan mengkorup warna merah di lampu lalu lintas.


Melihat kebahagiaan kedua buah hatiku yang dengan asyiknya memperhatikan diorama jalanan dari jendela, membuatku teringat masa kecil dulu yang juga melakukan aksi yang sama

Dipertigaan kreweng bis menepi, tak lama terdengar suara bagasi dibuka, apakah ada penumpang yang naik dari titik ini, sampai dengan pintu bis kembali ditutup, tidak ada penumpang yang naik...entah???
dan 10 zx pun dengan lenggang kangkung meninggalkan 150 jauh dibelakang


Kembali berjalan perlahan, tepat didepan sma 1 jeruk legi, 2 orang penumpang dewasa dan seorang anak menggenapkan kursi kosong.

Beda driver beda style, beda hentakan dan beda kecepatan yang dipertontonkan...
Hanya berharap semoga pertaruhan ini berbuah hasil yang manis...


Sepetak jalan antara jeruk legi sampai wangon dilalui dalam kesendirian, tak juga nampak kendaraan besar lainnya, hanya sesekali motor dan mobil pribadi menjadi teman seperjalanan.

Perempatan wangon disambangi pada pukul 19.00, seperti ritual yang lumrah dilakukan kala status full seat, lingkar kemudi diarahkan kekiri tanpa harus menyetor muka terlebih dahulu masuk kedalam terminal.


Jalur selatan antara wangon - karang pucung dikenal dengan medan yang penuh kelokan, kontur jalan yang sedikit landai namun dengan lebar hanya cukup untuk kedua kendaraan berpapasan, menyulitkan driver melakukan aksi over taking deretan truck didepan. 
Setiap ada kesempatan track dengan sedikit lurus driver bersiap mengarahkan kendaraan dijalur lawan, namun dari arah berlawanan selalu saja ada kendaraan yg berlalu.

Usaha yg menuntut kesabaran akhirnya membuahkan hasil, dengan sekali hentakan nafas panjang, sebuah truck pun mampu dilalui dengan kondisi sempurna.


Awan begitu angkuhnya hingga tidak membiarkan bulan memberikan setitik cahaya.
Malam begitu gelap, hanya sorot lampu depan dan sesekali ditimpali oleh sinar lampu dari arah berlawanan yg menjadi penerang jalan.
Bis tetap dijalankan dalam kecepatan konstan, kantor polsek lumbir pun hanya mampu dicapai pada kisaran waktu jam 19.20.


Bibir terminal karangpucung dicapainya kala sang waktu berdenyut dijam 19.45. Kondisi terminal mulai sepi dari hiruk pikuk penumpang.
Didalam terminal terpekur doa ibu D 87 dengan tulisan dibagian belakang tasik -jakarta. Sebuah bis asli juga masih ber
siap menuntaskan rutenya atau dia akan pukang ke garasinya????
Kru 150 secepatnya turun dan masuk kedalam sebuah agen demi melaksanakan kewajiban menorehkan stempel pada selembar kertas manifest penumpang.
Dan tak lama berselang, driver bersiap mengambil ancang2 untuk kembali bertarung menaklukan etape yg masih banyak tersisa.

Pemberhentian selanjutnya....wanareja.


Buliran hujan membasuh bumi, mengiringi langkah 150 diseputaran ciporos, langkah-langkah perlahan mulai tergantikan dengan derap yang lebih cepat...jauh kedepan tak ada teman seperjalanan

Nyala lampu belakang yg lebih tinggi dari kendaraan pribadi menyiratkan adanya sosok bis lainnya didepan sana, sayang..posisi duduk dibagian belakang menyulitkan ku mendeteksi bis apa gerangan

Kondisi dalam bis begitu senyap, tak ada suara obrolan antar penumpang, tak jua ada suara desahan nafas yg berirama dari orang yang lelap tertidur, kupandangi kedua buah hatiku, nampak mimpi - mimpi telah mengajak mereka dalam peraduannya..

Berkali-kali driver membunyikan klaksonnya, namun sebuah mobil pribadi tak jua berminat memberikan jalan, setelah sekian lamanya, akhirnya 151 bisa mengepulkan asap kebagian depan mobil pribadi tersebut, hal ini terjadi disekitar daerah dimana banyak tumbuh pohon sengon atau sejenisnya berjajar sebelum masuk cimanggu

Selepas pasar cimanggu, kondisi jalan sedikit bergelombang, puncak musim hujan belum dilalui, namun kondisi aspal sudah ada kerusakan, tidak dapat kubayangkan bagaimana kondisinya dibulan februari nanti, bila tak ada upaya perbaikan sejak dini dari dinas pengampu jalan..

Sempat berhenti sesaat ketika ada seorang calon penumpang melambaikan tangan, hasil curi dengar, sang kru sudah mengingatkan kondisi bis full seat, bila juga kehendaknya dipaksakan, hanya duduk dengan cara lesehan dibagian depan yg bisa menjadi lokasi duduknya.
Tak tahu apakah calon penumpang tersebut bersedia atau tidak


Kota majenang tidak terlalu ramai seperti biasanya, kondisi malam yang habis diguyur hujan mungkin memaksa orang lebih asyik menarik selimutnya diperaduan.
Hanya nampak beberapa ABG yang sedang bersenda gurau di alun-alun tepat didepan tulisan majenang.
Kota majenang....20.15 waktu Indonesia bagian Cilacap


Sepanjang jalan Diponegoro juga ditemui banyak adanya lubang jalan, berkali-kali driver terpaksa menurunkan kecepatan atau melakukan manuver menghindari lubang..

Dibagian depan, deretan mobil pribadi berjalan beriringan saling memandu satu sama lain, tak ada keinginan untuk saling mencederai kebersamaan yang telah tercipta.
Namun, tiba2 seluruh kendaraan berhenti serentak, ada kejadian apakah didepan sana??


Ternyata adanya jalan amblas memaksa kendaraan harus berjalan bergantian dari kedua arahnya, beberapa pemuda memandu sistem buka tutup ini demi kelancaran lalu lintas.
Nampak didepan sana bis budiman dengan line tasik jogja kelas bisnis ac menunggu giliran untuk berjalan.


Detak jarum jam terus berputar, dan sang malam semakin menunjukkan kuasanya, Agen cukang leles hanya dilewati begitu saja.
Tak lama berselang agen wanareja dijumpai tepat jam 20.45.
Lampu kabin dinyalakan.

Kali ini kembali kru turun dengan menyerahkan kertas manifest untuk dilakukan balanching oleh petugas kontrol.
Tak lupa para pedagang asongan memberikan sumbang suara didalam kabin, beberapa penumpang pun akhirnya terjaga dari buaian tidurnya. 
Turut serta hadir bis pariwisata efisiensi dengan twin turbonya berliveri mozilla parkir tepat didepan agen


Beberapa menit telah berlalu, 150 kembali berjalan dengan santainya, bila berkaca saat mencumbui 151 bersama pak jeje, jarak wanareja - perbatasan ditempuh dalam kurun waktu 20 menit, akankah torehan waktu itu dapat dipersingkatnya???

Lampu lampion berbagai rupa menerangi sebuah runah makan dikiri jalan, dibagian pelataran berjejer secara rapi mobil-mobil dalam jumlah banyak, begitu pula beberapa bis yg parkir dibagian dalam, membayangkan betapa nikmatnya mereka yg sedang bersantap malam, memaksaku harus memaklumi cacing2 yang mulai bersuara didalam perut bahwa memang lambung belum tersentuh apapun sejak makan siang.
Rumah makan pringsewu


Jam 21.45 bis memasuki pool, didalamnya sudah bebaris bis dengan model sirip hiu, nampak pula beberapa penumpang yg sedang duduk maupun berdiri dengan barang bawaanya, adakah armada yg mereka tumpangi terkena trouble???

Inilah kendala bagi penumpang dengan bis tanpa ketersediaan fasilitas toilet, keinginan untuk sekedar menumpahkan air dari kantong kemih pun harus terus ditahan..entah sampai kapan,
Pada perhentian wanareja kru menginformasikan bis langsung jalan, terp
aksa keinginan itu harus dapat kutahan, begitu juga kala.menyambangi pool, lagi-lagi kru hanya bis berkata bis akan langsung jalan,
Apalah arti semenit dua menit bagi kepuasan pelayanan...
Tumpahan keluhan diri yg masih juga menahan panggilan alam..he..he..
Hanya berharap bis melakukan reloading asupan energi solar di SPBU imbanagara


Bis memasuki terminal ciamis, sempat berhenti sesaat didepan agen GR, ada diskusi kecil antara kru dengan pengampu agen. Selanjutnya kota ciamis dilalui dengan kondisi lalu lintas yang lengang. Sempat tetlihat sebuah bis budiman, namun kini sudah tak terdeteksi lagi kehadirannya.

Dan...SPBU imbanagara pun dilalui begitu saja..duh Gusti..harus berapa lama lagi hambamu menahan cobaan ini....

Bis masih terus berjalan, disebuah pertigaan sindangkasih, plang jalan menginformasikan kondisi lalu lintas seputaran gentong padat, dan pada akhirnya driver memutuskan untuk mengarahkan bis menuju ke Garut via singaparna. Saat bis berbelok kekiri, ada 2 kendaraan pribadi dengan barang bawaan dibagian atap tetap memaksa berbelok kanan kembali ke jalur Rajapolah, sebuah pertaruhan yang beresiko.
Saat ini posisi bis mulai memasuki kota tasik dan telah melewati perlintasan rel moh hatta, selanjutnya bis berbelok kekanan berjalan menyusuri jalan RE Martadinata,


Andaikata rute ini dilalui siang hari, niscaya akan mampu menghadirkan keindahan bumi parahyangan dengan deretan perbukitan dan lembahnya..
Masih membayangkan sebuah kamar mandi tiba2 hadir dihadapan


Haus mulai mendera, rasa kering telah melingkupi tenggorokan, apakah berani mempertaruhkan setetes air demi menghilangkan dahaga, saat keinginan ini belum.juga terpenuhi????

Setelah melewati jalan juanda dan sebuah bundaran, driver membelokan armadanya kenanan menuju arah singaparna. Dapat kurasakan tekanan terhadap pedal gas berbeda dari sebelumnya, berimbas pada tambahan kecepatan yang diperoleh.

Ketika sang waktu bergerak pada pukul 00.35, akhirnya penderitaan ini pun dapat kuakhiri. Driver memarkirkan armadanya diantara 163 dan MR 121. Sesegera mungkin kutumpahkan apa yg selama ini harus kutahan. Dan tak lama kemudian kembali lagi kedalam bis untuk bergantian dengan istri menjaga barang bawaan serta anak.

secup mie instan panas disajikan istri untuk sekedar menghangatkan tubuh yang harus berbagi dengan kedua anakku, lumayan juga...

Satu persatu bis mulai dijalankan, beberapa kali pengumuman bis yang akan diberangkatkan terdengar dari toa disudut rumah makan

30 menit selanjutnya, bis kembali mengarah ke jakarta menuntaskan misinya yang hanya tinggal 2.5 jam lagi...
Dan saya pun mengucapkan...
Selamat tidur lagi


04.30...saat adzan subuh selesai dikumandangkan.
Sebuah pertaruhan yg berbuah kemenangan, 
Aksi driver untuk mengambil jalur singaparna - garut membuktikan bahwa keputusan yang tepat.

Terbukti siti nurbaya ultima merahpun yang berangkat 1 jam didepan hanya sanggup mencatatkan waktu 10 menit dibelakang 150 saat mengakhiri perjalanannya di kp rambutan.


Di sisa perjalanan menuju kediaman kami di sebuah perumahan yang terletak di selatan kota depok, taksi berlambang sayap burung biru menjadi sebuah pilihan.

Dan saya pun dapat mengucapkan
Selamat pagi bos ku tercinta...


Penulis : Wisnu Amin
Postingan : 29 Desember 2014

Company Profil